- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Tidak benar-benar hujan di sini. Tampaknya Tuhan masih sayang kepada diriku yang sudah pantas dibakar api Jahannam ini. Walaupun sesekali awan berkunjung, tak pernah setetes air pun mereka turunkan saat aku berpijak di sini. Semuanya, puji syukur kepada Tuhan, berjalan lancar di bawah terangnya sinar mentari. Tapi semakin malam, pikiranku semakin liar ... apakah Tuhan benar-benar masih sayang kepadaku? Pada akhirnya, hujan turun juga di kota hujan. Hujannya unik, karena asalnya bukan dari awan. Tidak ada angin seperti yang terjadi di kota dekat pesisir kemarin sore. Ini merupakan suatu keuntungan besar bagiku yang trauma akan angin badai. Yang ada hanyalah petir. Petirnya pun unik; suaranya tidak semenggelegar yang ada di langit. Petir yang ini tertahan, seakan ingin menggelegar tapi ia tidak cukup percaya diri untuk mengeluarkan jati dirinya. Betapa payahnya. Hujan selesai dini hari, di saat pabrik mimpi sedang dalam masa emas produksinya. Sambil memikirkan apakah akan ada lagi